Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan Pointing Wireless, peralatan yang
cukup untuk keperluan dilapangan .
Peralatan tersebut mencakup :
1. GPS
2. Kompas
3. Binocular
4. pigtail
5. Wireless AP 802.11a
6. Antena Grid
7. Notebook, Radio komunikasi (HT), pipa besi , klem pipa.
8. Cable tester, Crimping Tool, konektor RJ45, Kabel power roll, UTP cable.
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing.
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel (silicone), rubber 3M, senter (flash light)
11. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility PlanetSurvey Lokasi
1. GPS
2. Kompas
3. Binocular
4. pigtail
5. Wireless AP 802.11a
6. Antena Grid
7. Notebook, Radio komunikasi (HT), pipa besi , klem pipa.
8. Cable tester, Crimping Tool, konektor RJ45, Kabel power roll, UTP cable.
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing.
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel (silicone), rubber 3M, senter (flash light)
11. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility PlanetSurvey Lokasi
Tata Cara
1.
Tentukan koordinat letak kedudukan station,
jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta.
Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstacle) sepanjang path.
Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena.
Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi. Perhitungkan signal multipath dan adanya cross section signal dari station lain.
Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi.
Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat.
Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstacle) sepanjang path.
Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena.
Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi. Perhitungkan signal multipath dan adanya cross section signal dari station lain.
Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi.
Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat.
2.
Pemasangan Konektor:
Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 atau CNT400 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m.
Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel.
Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian.
Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short.
Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 atau CNT400 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m.
Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel.
Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian.
Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short.
3.
Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian
sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser. Test kemungkinan
short dengan multimeter.
4.
Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil
untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan
konektor.
5.
Lapisi konektor dengan aluminium foil dan
lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk
pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah), atau isolasi 3
M. Lapisi juga dengan silicon gel.
6.
Tutup seluruh permukaan dengan isolator karet
bakar untuk mencegah air.
7.
Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung
setiap 6 bulan sekali.
8.
Konektor terbaik adalah model hexa (crimp)
tanpa solderan dan drat (screw) sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang
dipasang dengan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung
pengganti isolator karet.
Pembuatan POE
1.
Ini hanya optional, kalo sekarang banyak Access
Point yang sudah menggunakan POE. Jadi sudah satu paket dengan Accas Point nya.
2.
Power over ethernet diperlukan untuk melakukan
injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower,
POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan
konektor.
POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss dan gunakan adaptor dengan daya (Ampere) lebih besar dari standar bawaan perangkat agar mampu mencapai redaman sepanjang kabel UTP.
POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss dan gunakan adaptor dengan daya (Ampere) lebih besar dari standar bawaan perangkat agar mampu mencapai redaman sepanjang kabel UTP.
3.
Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial
dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena
kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik,
tetesi dengan lilin atau isolator (silicon) gel agar setiap titik sambungan
terlindung dari short.
4.
Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua
sambungan dengan multimeter.
Instalasi Antena
1.
Di sini dibahas pemasangan dengan menggunakan
tower triangle.
2.
Panjat tower tersebut sampai di ketinggian yang
di perlukan (minimal 1st freznel zone terlewati terhadap obstacle terdekat).
Sebelum memanjat cek kelengkapan alat yang diperlukan untuk instalasi di atas
tower, jangan sampai ada yang tertinggal, karena akan merepotkan diri sendiri
maupun orang lain . Peralatan yang lain seperti grid, radio AP, pipa besi
(stang) bisa dibawa langsung atau di tarik menggunakan tali.
3.
Pasang antena di pipa besi, arahkan dengan
menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta.
4.
Pasang kabel ke Radio AP yang sudah dimasukkan
dalam box, rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan
konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena.
5.
Perhatikan dalam memasang kabel di tower /
pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan,
bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah.
Instalasi Perangkat Radio
1.
Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai
dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat
bekerja sempurna.
2.
Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru
dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA
meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus
dirver ini dari Device Manager.
3.
Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi
alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT
dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan.
4.
Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam
waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini
segera jalankan prosedur selanjutnya.
5.
Apabila terus menerus terjadi kesulitan
instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 /
ME yang lebih mudah dan sedikit masalah.
6.
Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless
In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update
firmware dan utility.
7.
Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter
Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP
Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan
baik dan stabil.
8.
Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet
(POE) berjalan sempurna.
Pengujian Noise
1.
Bila semua telah berjalan normal, install semua
utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi,
pergunakan setting default.
2.
Tanpa antena perhatikan apakah ada signal
strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai
good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut
beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang
sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station
eksisting tersebut
Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 % – 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % – 20 % – 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.
Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 % – 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % – 20 % – 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.
Perakitan
Antena
1.
Antena microwave jenis grid parabolic dan loop
serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan
jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2.
Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan
gambar konstruksi yang disertakan3.
3.
Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor
dan terutama reflektor
4.
Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka
terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan
sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan
fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5.
Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki
batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga
bisa diset gain yang diperlukan.
Pointing
Antena
Secara umum antena dipasang dengan polarisasi
horizontal
1.
Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan
kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
2.
Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan
maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan
tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau
kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka,
maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
3.
Beri tanda pada setiap perubahan arah dan
tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai
average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal
strenght, noise dan stabilitas
4.
Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A
Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise
dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan
perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco
atau gunakan Wave Rider
5.
Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian
elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan,
hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur
pada peta topografi
6.
Ketika arah dan elevasi terbaik yang
diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan
polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan
meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang
sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya
di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical).
Pengujian
Koneksi Radio
1.
Lakukan pengujian signal, mirip dengan
pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah
dihubungkan ke perangkat radio
2.
Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name)
dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila
dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih
dahulu MAC Address station tersebut
3.
Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan
setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
4.
Tabel routing didefinisikan pada (PC) router
dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya
terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio
masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah
didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat
mengenali radio
5.
Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas
koneksi dan mengetahui PER
6.
Bila telah stabil dan signal strenght minimum
good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan
koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di
titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang
baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps
adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa
dicapai 40 kbps
7.
Selanjutnya gunakan software mass download
manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan
koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP
connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent),
asumsinya 5 x 120 = 600
8.
Atau dengan cara yang lebih sederhana,
digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per
session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila
tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
9.
Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan
bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms
masih dianggap wajar
Dear : Custumer Import & Domestics
Kami dari PT. TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
Services Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang inggin dipertayakan, silahkan hubunggi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.logistics@gmail.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT. TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, cs@twinlogistics.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id